Yang terzahir itu
Cuma biasan
parut dari luka yang dalam
Kamu yang tidak pernah mengerti
Tentang lara
Tentang hampa
Tentang kusut
Satu jiwa yang tertinggal
Aku pada kamu
Aku ada kamu
Kamu pada aku
Kamu ada aku
Biasakan itu
Ingat selalu itu
Jika kamu
hilang
Aku nanti.
Jika aku
lesap
Kamu pergi
Jauh
Ke mana angin bisa bertiup
Aku disitu
Jadi lalang dan pohon bergoyang
Di mana air bisa mengalir
Aku disana
Jadi kerikil hiasi sungai
Hanya saja
kamu lepasi
jalan cabangnya dua
pasti kembali
jadi satu haluan
langkahmu seterusnya
Benar, kan?
Maka
walau perit tertusuk
terhenti
dan mungkin terhencot
langkah itu
mungkin sedikit jadi sumbang
Namun kamu
Ya. Kamu.
Harus pandang pada langit
yang jauh lebih luas bentang
lebih cerah, lebih damai terang
dari sempit pandangan
pada lorong sehala
di depan mata kecilmu
Matahari yang terik
bisa bikin matamu sepet
Namun cahayanya itu sangat kamu perlu
walau sedikit
Awan bantu kamu
terima cahaya seadanya
Mendung itu mendamaikan.
Hujan itu rahmat.
Kamu percaya, kan?
1 comment:
nice....
Post a Comment